'cookieOptions = {...};' "semua bukan hanya kebetulan belaka"

Rabu, 13 Juli 2011

Obama, Sang Orator Ulung

Apakah yang menjadi rahasia rahasia utama sukses Barrack Obama memenangi Pemilu AS, cara ia menyampaikan kepada pemilih atau semangat perubahan yang ia dengungkan? Ternyata sejumlah pakar menyebut cara ia berpidato dan menyampaikan pesan kepada pemilih menjadi jawabannya.

Kemampuan pidato Presiden AS terpilih Barrack Obama mampu menyihir pendukungnya. Dengan kekuatan orasinya, sejumlah pakar menyebut Obama sebagai orator paling ulung pada masanya.

“Saya yakin kemampuan Obama lebih dari politisi lain, orator Amerika yang ideal,” kata Ekaterina Haskins, profesor pidato asal University Of Iowa. Menurutnya, pidato Obama bersuarakan lembut sama halnya pidato – pidato pada masa lampau. Ia senantiasa menciptakan nuansa sejarah, tujuan dan kontinuitas.

“Dia tentu mempelajari para pendahulunya. Dia jelas menampilkan dirinya sebagaia sosok almarhum Abraham Lincoln dan Martin Luther King,” kata Haskins.

Begitu dinyatakan sebagai pemenang, Obama menggemakan pidato dua tokoh orator ulung dalam sejarah Amerika. Yakni mantan President Abraham Lincoln pada 1863 dan kata – kata mutiara yang diucapkan pejuang hak asasi manusia Martin Luther King, sehari sebelum ia tewas dibunuh, 4 April 1968 di Memphis, Tennessee

BBC, Kamis (20/11), mencukil pidato Luther King dan Obama yang sama – sama memukau. Anda bisa membandingkan kekuatan pidato dua tokoh yang sama – sama berkulit hitam tersebut.

Martin Luther King : Saya mungkin tidak bersama anda di sana tetapi saya ingin anda mengetahui bahwa malam ini kita sebagai rakyat akan memperoleh negeri menjanjikan.

Barrack Obama : Jalan di depan akan panjang. Pendakian kita selangkah demi selangkah. Kita mungkin belum mencapainya setahun atau satu masa. Tetapi, Amerika, saya belum pernah begitu berharap dari malam ini. Saya berjanji, kita sebagai rakyat akan mendapatkannya.

Philip Collins, penulis pidato mantan Perdana Menteri Tony Blair menegaskan, sukses Obama karena kepiwaiannya berpidato, “ Dia menunjukkan kekuatan brilian berpidato,” kata Collins, penulis andal dari koran Times, Inggris.

Ilustrasi Nyata

Awalnya, pidato Obama berisikan “perubahan”, “janji”, dan “keyakinan” membuahkan kritik karena dianggap jauh dari isi dan kebijakan. Obama mulai menyampaikan rencana kebijakan secara rinci selama kampanye. Toh pidatonya dalam Konvensi Demokrat malah dianggap kurang menarik oleh para pengamat, karena berisi terlalu banyak rencana kebijakan.

Haskins memaparkan, Obama mempunyai teknik lain untuk menghindarkan diri dari sekedar retorika. Karena ia menambahkan bobot dan kedalaman dalam pidatonya dengan ilustrasi yang nyata. “Retorika selalu berkonotasi tentang penampilan daripada kenyataan. Tetapi, dia tidak bersuara salah. Dia bermain dengan abstraksi yang patriotik dan memberikan contoh yang lebih nyata.” Katanya