'cookieOptions = {...};' "semua bukan hanya kebetulan belaka"

Senin, 12 Maret 2012

Penjual Cermin


Kulihat kau masih mendorong gerobak usangmu di sore ini
melintasi pinggiran aspal dan lalu deru asap kendaraan
dan terus melangkah...

Entah berapa buah cermin yang terjual di hari
Yang dipakai orang untuk berkaca melihat raga diri,sekedar melihat atau bertingkah
Mengagumi pada keindahan diri atau bahkan mengumpat karena merasa dirinya tak sesuai dengan yang diharapkan
Atau juga tempat berkaca lalu merias diri mencoba menutupi kekurangan

Dia tak pernah peduli dengan itu semua
dia hanya peduli bagaimana menghidupi diri dan keluarganya
orang yang sangat dikasihinya
dia tak sempat berkaca lagie untuk raut mukanya
yang mungkin kusam dan berdebu

Dia juga tidak pernah memikirkan nasib cermin cermin itu jadi sumber umpatan,pengaguman atau hanya sekedar pehias ruang yang menatap kosong pada sisi rongga kosong
Dan terus melangkah.....

Sore itu aku bergegas pulang dan teringat cermin yang ada diruanganku yang lama tak kusentuh2 lagie
lalu didepanya sejenak ku pandang wajah ini
yang tak pernah aku resahkan,walau kadang sedikit ada raut mengeluh

tapi sekarang aku lihat
ada tanya ,ada keraguan ada juga harapan

perasaan aneh yang tiba-tiba muncul lagie saat ingat sebuah sosok
Yang mulai mengisi kosong dan lelah hati ini
Perasaan kagum yang terus tumbuh
adakah aku jatuh hati lagie...?

tidakkah aku tidak berkaca dan bercermin,
tidakkah aku terlalu bermimpi,

Haruskah aku tidak peduli dengan rasa ini
Kupaksa tersenyum dan coba bahagia
meski terlihat seperti tidak tahu diri dan tanpa bercermin

Sore yang sangat ragu,..