'cookieOptions = {...};' "semua bukan hanya kebetulan belaka"

Selasa, 17 Agustus 2010

Peradapanku Dan Nyanyian Hujan

Ada begitu banyak peradapan yang pernah muncul didunia ini,dari awal terciptanya manusia dan sampai nanti dunia ini musnah,dari budaya korup ciri khas kemapanan orang orang tua berkedudukan tinggi sampai budaya kebebasan anak muda yang tak mau hidupnya diatur ,merasa lebih nyaman untuk tidak di atur oleh siapapun. Tak bisa ditolak dunia terus berkembang dan berubah,teknologi ,pengatahuan akan terus bertambah tak akan pernah peduli siapa pelaku dan efeknya,yah….sepertinya manusia ingin benar-benar jadi mahluk yang super hebat

Di awali terbukanya mata di waktu pagi ketika bangun tidur sesuatu perubahan pun sudah dimulai,penemuan baru sudah lahir dari situ. Bahkan seperti nya manusia yang tertutup mata dan hatinya hanyalah seperti rel kereta yang terlindas dan di tinggalkan tuannya………………

Manusia yang jeli melihat peluang akan slalu sadar saat lampu di perempatan menyala dan kemudiaan berubah warna disaat itu pun dia cepat atau memperlambat gerakan untuk menangkap peluang yang setiap saat berputar putar di atas kepalanya.

“Jauh di belahan dunia yang terbelah belah status social lahir dari sebuah ironi urbanisme,dan system Negara ini yang telah menembus hingga ke akar2 penduduknya,nilai nilai yang berubah budaya yang laun merambat berubah.(aku sempat berpikir) mungkinkah aku yang tidak bisa menyasuaikan?,

dan ketika itu musim hujan dimulai sungguh ini konteksnya yang jauh berubah

Dia menghampiri dalam sepi damai ku,Tapi ketika itu hujan belum turun,langit masih cerah dan hanya ada bebrapa buih awan
Matanya yang berbinar cerah seakan tak pernah tersentuh cuaca dunia .Aku tak pernah tahu dia berasal dari mana,mata ini terlalu lelah,

25 Mei O6

Tempat yang sejuk
Dia menghampiriku lagi masih dengan raut muka yang sama,kulihat jejak dibelakangnya yang slalu saja mengikuti setiap geraknya.
Cuaca mulai berubah dan kutahu sebenarnya sudah tak mampu lagi menuliskanya,Kutinggalkan dia saat itu dengan alasan yang sangat jelas.”aku ,aku hanyalah pemimpi yang terlupa saat aku lelap

Awal musim hujan 2006

Ketika hujan terus mengalir,air mengisi parit parit dan merubah warna air,aku masih ikuti jalan hidupku sebagai mana mestinya,tanpa terpengaruh apapun,.Aku sadar betapa indah nyanyian hujan saat turun saat detak tetesnya nyentuh pucuk daun dan menyebarkan kesejukan seperti teduh tatap matamu yang tiba-tiba menembus parit parit relung hatiku.Kau yang begitu sederhana di mataku saat itu,

Petengahan musim hujan 2006

Ditempat yang sempitku kau sering mendatangiku dengan berbagai alas an,membantu aku usir segala perasaan bersalah dan sedikit demi sedikit semua merambat berubah.Sebuah pertaruhan yang harus kujalani sejenak berubah redup senyum dan kata –katamu selalu menemani hari-hariku,hingga suatu saat itu tercipta sebuah kesepakatan
Kau yang ketika itu selalu menyapaku ketika pagi tiba dan berucap salam ketika malam menjelang,mengajakku bermimpi indah tentang kau dan aku,mengukir rencana hidup bersama kita.

Dan jalan tak seharusnya lurus kerikil sewajarnya selalu ada,aku mengerti itu.Mimpi kadang hanyalah sebuah mimpi bukan awal dari hidup yang sebenarnya .Kulihat awan mulai kekwatiran slalu menyelimutimu
Aku selalu mencoba mengerti itu mengendapkan segala ego dan membangun rasa percaya bahwa hidup tak harus mengikuti cara yang mereka tawarkan,perbedaan hanyalah sebuah modal kekayaan,sebagai bahan pelengkap.Jalan tidaklah harus seperti yang mereka tawarkan sebab tujuan tetaplah sebagai akhir bukan yang harus di perdebatkan.
……………Dan aku tak mampu menyakinkan mu

Juli 2009

“aku yang selalu mengerti keadaanmu,selalu memberi yang aku mampu dengan semua keterbatasanku (status social)”dan aku yakin sebagai lelaki itu wajib mutlakku
“aku yang kau kalahkan dengan keputusanmu”
“aku yang kau janjikan pertemuan di alam sana”
“aku yang kau lupakan setelah itu”
Aku yang kau ingin benar-benar kau lupakan”
“aku yang kau pernah anggap penerangmu”

(dan semua tetap berlalu)

Seperti redabuih hujan di sore ini,..dua musim hujan aku mengenangmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar