'cookieOptions = {...};' "semua bukan hanya kebetulan belaka"

Jumat, 01 April 2011

EKSISTENSI MARTABAT MANUSIA

A. Pengantar: Mengapa dan untuk Apa Kita Ada di Dunia?
Banyak pertanyaan yang harus dijawab dan dimengerti oleh umat manusia. Mengapa dan untuk apa manusia di dunia? Jawaban ini penting bagi kita, sehingga kita dapat menggunakan waktu untuk hidup di dunia dengan penuh manfaat bagi diri kita, masyarakat, dan negara.
Proses lahir dan keberadaan manusia di dunia memang membuktikan kekuasaan Allah SWT. Seorang laki-laki dan perempuan yang telah menikah, maka dalam hubungan suami istri akan terjadi proses pembuahan yaitu sang istri mengeluarkan satu telur dan seorang mengeluarkan jutaan sperma. Namun demikian dari jutaan sperma tersebut hanya satu sel yang sampai kepada telur istri. Jadi dapat anda bayangkan proses awal terbentuknya mansia saja sudah terjadi tingkat kompetensi yang tinggi. Setelah proses pembuahan, maka pada umr 4 bulan dari kehamilan, Allah SWT meniupkan roh dan pada akhir bulan ke -9 maka lahirlah bayi manusia. Terkait dengan proses terjadinya manusia, Allah SWT berfirman:
”dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu menjadi manusia dan berkembang biak” (QS. Al-Rum: 20). ”dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. (QS, al-Isra: 85).
Dari dua ayat di atas terlihat bahwa keberadaan manusia di dunia adalah sebagai tanda kekuasaan Allah SWT yang Maha Besar. Dan mengenai roh juga merupakan urusan Allah SWT dan sedikit saja yang dapat diketahui manusia. Namun demikian, usaha-usaha manusia untuk melakukan penelitian tentang proses pembentukan manusia juga telah dilakukan sebagai upaya manusia untuk berfikir. Beberapa studi telah berhasil mengetahui bagian-bagian tubuh manusia seperti proses pembuahan yang bermanfaat bagi kesejahteraan umat. Namun demikian beberapa studi tentang bagaimana sperma bisa mencapai ovum dan roh terjadi tetap merupakan misteri yang tidak terpecahkan. Mungkin karena hal ini merupakan urusan dan kekuasaan Allah SWT saja dan kita manusia harus mengimani hal tersebut.
Dari proses sebelum lahir, setelah kita lahir dan hidup sampai mati, ada beberapa pertanyaan penting yaitu:
1. Apa tujuan kita ada di dunia?
2. Apa tugas dan fungsi kita di dunia?
3. Apa potensi dan keunggulan kita untuk dapat hidup dengan berhasil di dunia?
4. Bagaimana kita dapat mengembangkan potensi yang kita miliki untuk berhasil di dunia dan diakhirat?
Seperti halnya dalam organisasi moderen kita harus mengetahui visi, misi, strategi, analisis kekuatan dan kelemahan, dan akhirnya menetukan cara dalam mencapai tujuan.

B. Tujuan Penciptaan Manusia
”dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS Adz-Dzaariyaat: 56).
Manusia ada di dunia untuk mengabdi kepada Allah. Bentuk pengadian ini mengakui keberadaan Allah SWT, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Apabila kita mengaku beriman, maka dalam kehidupan sehari-hari kita melaksanakan isi Al-Quran, serta mempelajari dan mengambil manfaat dari segala ciptaaan Allah SWT, sehingga iman kita selalu bertambah.
Allah SWT meminta umat Islam untuk masuk ke dalam Islam secara total, dan menjauhi perilaku setan. Menjadi Islam yang benar adalah dengan mengerti, memahami dan melaksanakan dalam kehidupan apa yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi larangan Allah SWT. Di bawah ini ada beberapa hal yang menjadi tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini, yaitu:
1. Tujuan Umum: Menjadi rahmat bagi dunia
Manusia sebagai rahmah adalah manusia diturunkan untuk memberikan kasih sayang dan belas kasih kepada alam semesta. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang mengatakan bahwa: ”dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk rahmat bagi semesta alam” (QS Al-Anbiyaa:107).

2. Tujuan Individu: Sukses di dunia dan bahagia di akhirat dengan beramal sholeh
”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl: 97).

3. Tujuan Keluarga: Hidup bahagia, tenteram, dan bangun kasih sayang
”dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih kasang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Al-Ruum: 21).

4. Tujuan dalam masyarakat: Masyarakat ingin hidup damai dan serba kecukupan, maka kita harus mengajak setiap anggota masyarakat untuk memelihara iman dan takwa
”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS. Al-Araaf: 96).
5. Tujuan bernegara: Kita ingin negara kita menjadi negara yang baik, yaitu negeri yang makmur atau setiap dapat mendapatkan rejeki yang cukup dan aman
”Sesungguhnya bagi kaum negeri Saba’ ada tanda kekuasaan Tuhan di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. ”Makanlah olehmu dari rezeki yang dianugerahkan Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Pengampun. Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi pohon yang berbuah pahit, pohon atal dan sekidit dari pohon Sidr.” (QS. As-Saba: 15-16).

6. Tujuan Internasional: Saling mengenal dan mengetahui antar bangsa untuk saling membantu dan memenuhi kebutuhan
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dn menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13).


C. Peran dan Fungsi Manusia
Manusia lahir sebagai khalifah di muka bumi. Hal ini dapat dilihat pada firman Allah SWT di bawah ini.
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: ”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’ “ (QS 2 : 30)

Tumbuhkanlah kepemimpinan dalam diri anda. 3 hal penting dalam kpemimpinan:
1. Nasib berada di tangan anda sendiri
2. Sebagai sutradara anda harus menuliskan skenario hidup anda
3. Menulis skenario saja tidak cukup. Anda harus menjalankan skenario anda tersebut

D. Mamahami Diri Sendiri
Memahami diri sendiri (Self Undestanding). Mengenal diri sendiri adalah dasar dari Kecerdasan Spiritual (SQ): siapakah kita, untuk apa kita hidup, dari mana kita berasal, dan kemana kita akan pergi. Kesadaran Diri (Self Awareness). Anda harus dapat mengenali dan mengidentifikasikan perasaan apa pun yang sedang anda rasakan. Ini dasar dari Kecerdasan Emosi (EQ). Pengendalian diri (Selfccontrol). sadar sepenuhnya akan apa yang anda lakukan. Ini adalah hasil dari kecerdasan emosi (EQ) yang tinggi.

E. Keunggulan Potensi Manusia
Potensi diri manusia tediri dari potensi fisik dan potensi non fisik. Potensi fisik adalah tubuh manusia sebagai sebuah sistem yang paling sempurna bila dibandingkan dengan mahluk Allah lainnya seperti binatang, malaikat, dan jin. Potensi non fisik adalah hati qolbu, ruh, indera, dan akal pikiran.

F. Membuat mimpi jadi kenyataan

1. Kebijaksanaan; ”Kebijaksanaan Abu Bakar”.
2. Semangat Juang; ”Semangat Umar ibnu-Khathab”.
3. Kecerdasan; ”Kecerdasan Ali bin Abi Thalib
”Kamu semua adalah gembala, dan kamu semua bertanggungjawab atas gembalamu. Seorang imam adalah pengembala dan dia bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang laki-laki pemimpin terhadap keluarganya dan dia bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan dia bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang pembantu adalah penjaga harta majikannya, dan dia bertanggungjawab terhadap tugasnya. Seorang anak laki-laki adalah penjaga harta ayahnya dan dia bertanggungjawab terhadap tugasnya. Oleh sebab itu, semua adalah pemimpin dan semua kamu bertanggungjawab atas yang kamu pimpin” (Taisirul Wushuul, Juz I, hlm 32).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar